“Saat ini sudah bukan jamannya lagi menghapus email. Arsipkan saja !”
Kurang lebih seperti itu slogan yang pertama kali saya baca ketika melihat iklan Google Mail. Saat itu Google mail menawarkan kapasitas paling tinggi (1GB) ketika yang lain –seperti yahoo, plasa, telkomnet– masih membatasi kapasitas penyimpanan emailnya paling tinggi 10 MB. Pada saat itu, Google Mail –atau disebut juga dengan GMAIL– masih versi beta atau versi test dimana jika kita ingin mendaftar atau mendapatkan account GMAIL harus ada seseorang yang mengundang (invite). Kebetulan saat itu ada salah seorang temen yang telah mendapatkan account di GMAIL, dan saya langsung minta ke dia untuk mengundang saya.
Semenjak saya mempunyai account di GMAIL, semua email saya arahkan ke account ini. Sebelumnya saya mempunyai account di yahoo, dimana account inilah yang biasanya saya gunakan untuk mengisi form-form yang meminta alamat email seperti surat lamaran pekerjaan, formulir pendaftaran, dll. Sebenarnya tidak hanya di yahoo saja email saya waktu itu, saya juga punya di plasa dan telkomnet. Dan semenjak saya punya account di GMAIL, account-account saya yang lama sudah jarang saya buka dan jarang saya pakai untuk ngisi form-form. Ketertarikan saya dengan GMAIL adalah: Yang pertama kapasitas, pada waktu itu GMAIL lah yang paling besar dimana berani main angka Giga Byte. Yang kedua adalah fitur search mail nya, dimana saat itu juga yang lain belum mempunyai fitur ini. Yang ketiga adalah tampilannya yang menggunakan AJAX. Dan yang keempat adalah model nya, dimana GMAIL akan mengumpulkan email masuk yang bersubjek sama menjadi satu email dan tersusun kebawah seperti forum sehingga mempermudah dalam membaca alur. Hal ini sangat bermanfaat ketika kita mengikuti sebuah mailing list, dimana sering sekali reply dari anggota mailing list menggunakan subjek yang sama (tidak merubah subjek). Continue Reading »
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home